Lombok Tengah (lombokupdatenews) – Aparat kepolisian resor Lombok Tengah menyelidiki dugaan pelanggaran protocol kesehatan pada acara perpisahan kelulusan siswa di SMAN 1 Jonggat pada minggu, 4 Juli lalu yang viral dan menjadi sorotan warga.
“Saat ini kami sedang melakukan pendalaman terkait viralnya video di salah satu sekolah negeri di Jonggat tentang dugaan pelanggaran prokes,” ujar Kasat Reskrim Polres Loteng, I Putu Agus Indra Permana, Rabu (7/7).
Dia menjelakan, pihaknya sudah memanggil beberapa pihak terkait dengan kegiatan tersebut, di antaranya adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Jonggat serta panitia penyelenggara dalam acara tersebut.
“Kita tau bahwa di Lombok Tengah ini kita memiliki satgas Covid-19. Nanti kita akan berkoordinasi karena terkait hal ini sudah ada Perbupnya mungkin ini bisa kita dorong untuk sanksinya apabila bisa dibuktikan ada pelanggaran Prokes,”ujarnya.
Diketahui bahwa acara perpisahan siswa yang diisi dengan live musik serta DJ tersebut sempat viral. Dalam video yang beredar tampak puluhan siswa tersebut berjoget dengan riang nyaris tanpa menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.
Kemudian di atas panggung seorang DJ memainkan musik yang juga tanpa mengenakan masker.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Jonggat, Dian Iskandar Jaelani usai memenuhi panggilan aparat kepolisian mengatakan, acara perpisahan siswa yang diduga melanggar prokes tersebut terjadi tanpa sepengetahuan pihak sekolah.
“Kegiatan yang viral itu memang diluar sepengetahuan sekolah,” katanya
Dijelaskan, acara perpisahan siswa tersebut ada dua jenis kegiatan, yakni kegiatan formal dan non formal yang memang telah disampaikan kepada sekolah. Sementara kegiatan non formal seperti kegiatan live music dan DJ tidak disampaikan.
“Mereka hanya minta izin satu jam saja. Setelah itu semua pihak sekolah pulang dan siswa saja yang masih di ekolah,” terangnya.
Dia mengaku mengetahui siswa angkatan 2021 itu menggelar kegiatan non formal keesokan harinya saat dikirimi video yang juga beredar luas. Terkait hal itu dia sudah menegur panitia penyelenggara karena kegiatan itu berbeda dari apa yang disampaikan saat meminta izin kepada pihak sekolah.
“Dan mereka (panitia) meminta maaf. Karena anak-anak tidak berpikir panjang untuk kegiatan itu,” tandasnya.(Lu02)
Next Post