Lombok Tengah (Lombokupdatenews) – Pemerintah secara resmi telah membuka Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) sebagai jalur alternatif pendakian Gunung Rinjani// Pembukaan itu dilakukan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar Kawasan Taman Nasional yang sempat lumpuh akibat gempa bumi Agustus 2018.
Namun demikian, pembukaan jalur pendakian tersebut hingga kini belum memberikan dampak ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Mirisnya, selama pandemi Covid-19, hasil perkebunan masyarakat di wilayah Lantan dan di pinggiran Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Tengah tidak bisa memasarkan hasil bumi mereka ke sejumlah pasar yang ada di Lombok Tengah, akibat terkendala akses dan kondisi infrastruktur yang memprihatinkan.
“Dampak Covid-19 telah memukul masyarakat pinggiran hutan di Kabupaten Lombok Tengah. Kondisi keterpurukan sangat dirasakan masyarakat. Jadi, enggak ada efek apapun dengan ditetapkannya kawasan Lantan sebagai jalur pendakian ke Gunung Rinjani pada masyarakat di wilayah setempat,” ujar Anggota DPRD NTB dapil VII Lombok Tengah bagian Utara, H.M Rais Ishak pada wartawan.
Politisi Demokrat itu mengaku, saat menyapa warga masyarakat di pinggiran hutan sepanjang Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Tengah, ia merasakan dampak keterpurukan dari masyarakat di Lantan.
Oleh karena itu, kata Rais wacana pengembangan Desa Wisata yang digaungkan oleh pemerintah harus direalisasikan secara kongkrit.
“Jadi, di masa Pandemi ini masyarakat berharap Desa Wisata bisa menjadi pemantik untuk membangkitkan perekonomian masyarakat. Dan harapan itu, harus didukung dengan fasilitas, infrastruktur, sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah, baik provinsi dan Pemda kabupaten/kota,” kata Rais.
Rais menyebutkan, dengan telah adanya jalur rintisan pendakian ke Gunung Rinjani melalui Lantan dan Benang Stokel, maka perlu dibangunkan fasilitas pendukung seperti shelter untuk menghindari kecelakaan.
Jalur yang ada saat ini ungkapnya masih setapak, licin juga rentan longsor. Sehingga, pos yang ada, perlu ada shelter khusus yang dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk. Sehingga, membuat kenyamanan bagi wisatawan.
Rais juga menyoroti minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap pengembangan wisata di Lombok Tengah bagian Utara.
“Harapan Masyarakat di masa Pandemi ini, ada pelatihan tentang kepariwisataan dan managemen usahanya. Termasuk, pelatihan poternya,” ucap Rais.
“Untuk para pemudanya perlu ada pelatihan pemuda produktif. Termasuk, untuk ibu-ibu dan perempuan juga perlu diberikan pelatihan pengembangan usahanya,” sambung dia.(Lu03)