Lombok Tengahg (lombokupdatenews) – Eceng gondok, selama ini kerap menjadi tenaman liar yang tumbuh di daerah perarian dan mengganggu keberlangsungan ekosistem.
Dibendungan Batujai Praya Lombok Tengah, tannaman eceng gondok tumbuh sbur dan memnuhi sebagian besar bendungan, sehingga mengganggu para warga sekitar yang mencari ikan di daerah tersebut.
Disisi lain pembersihan eceng gondok di area bendungan Batujai menjadi proyek tahunan Balai Wilayah Sungai (BWS) karena diangap mengganggu kubikasi air.
Akan tetapi, di tangan sejumlah pemuda Prapen, eceng gondok disulap menjadi pupuk kompos yang bernilai ekonomis.
Ketua Karang Taruna Tunas Bersatu Kelurahan Prapen, M Nasihi mengungkapkan, ide ini berawal dari keprihatinannya terhadap pengelolaan sampah baik dari hasil rumah tangga, bekas pakan ternak dan gulma, yang menumpuk setiap di lingkungan tempat tinggalnya.
“Setiap tahun sampah terus memadati permukaan sungai sehingga saya bersama tim merumuskan untuk bagaimana azas kebermanfaatan sampah jangka panjang dapat dilakukan dalam upaya meminimalisir kekumuhan sekitarnya yang akan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Dirinya juga menyesalkan petugas kebersihan dari dinas terkait yang tidak mau mengangkut sampah dengan kendaraan roda tiganya, mengingat ini bukan merupakan limbah rumah tangga.
Pihaknya yang terus berfikir keras bersama dengan para pengurus dan pegiat lingkungan yang akan dampak pencemaran lingkungan di areal waduka akan semakin merusak ekosistem.
“Langkah ini di inisiasi Karang taruna, bersama para Pemuda di masing-masing lingkungan dan masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap Waduk Batujai,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Nasihi inipun berharap, dimana pihaknya yang menggagas kegiatan sosial ini supaya dapat terus dimaksimalkan sebagai kegiatan rutin BWS. Dimana, hal ini mengingat rutinitas notabene masyarakat sebagai nelayan selain membawa ikan juga dapat membawa eceng gondok sehingga bernilai ekonomis yang ganda kedepannya.
“untuk sementara, hasil ini kami manfaatkan lansung di tingkat masyarakat, dimana kami masih melakukan uji coba pemanfaatan di masyarakat. Dengan memberikan contoh menggunakan sebagai media tanam,” tambahnya.
Kedepan, ia optimis pupuk kompos ini akan menjadi sumber Pendapatan Kelompok Pemberdayaan Masyarakat sekitar yang ia bina dan jalan bersama tersebut dapat bernilai ekonomis sehingga dapat menjadi biaya operasional anggota.
Ia pun juga siap mensupport areal Daerah Super Prioritas (DSP) Mandalika yang diketahui saat ini sedang dilakukan penataan ruang baik penataan taman dalam pemenuhan kebutuhan akan pupuk organik terutama di areal Sirkuit Mandalika.
“Kalau perhari kami bisa memproduksi 5 kwintal bahkan maksimal 1 ton dalam satu titik,” imbuhnya
Pengolahan eceng gondok menjadi pupuk kompos ini juga dilaksanakan di dua lokasi yakni di Lingkungan Semarang dan lingkungan Serengat Kelurahan Prapen Kecamatan Praya.
“Hal ini tentu berdampak multi player efek yang akan mampu ditingkatkan untuk perekonomian kerakyatan, kelestarian , kepedulian terhadap waduk dan menuntaskan persoalan kampung kumuh di kelurahan Prapen,” tandasnya. (Lu-02)