Inilah rutinitas saya dan Tim, walau tengah malam harus tetap menjalankan tugas. Bernafas susah, panas sampai2 keluarga pasien yang pernah mencobanya pun merasa jera. Orang selalu salah persepsi dengan kami yang menganggap Corona sebagai medan cari uang, itu adalah kesalahan fatal pemikir2 sesat yang jiwanya dipengaruhi nafsu setan.
Kami bekerja memang dibayar tapi tidak sebanding dengan keselamatan jiwa kami. Kami dibalik APD ini merupakan orang2 yang bertarung dengan tugas dan keselamatan kami pribadi yang mana kami dehidrasi karena kepanasan. Kami memang digaji tapi jika dibandingkan dengan keselamatan kami, gaji itu tidak ada apa2nya. Gaji kami saja tidak cukup untuk biaya hidup dan untuk biaya berobat kalau kami sakit.
Walau kami sakit juga sama dengan kalian tidak gratis kalau berobat walau kami petugas yang bekerja dibidang kesehatan. Kalau ada BPJS syukur tapi kalau kami tidak punya ya harus cari duit untuk berobat. Jadi stop katakan Corona sebagai ajang cari duit. Memang Corona itu ada dananya tapi itu semua untuk membelikan kalian obat, alat kesehatan yang akan dipergunakan jika kalian sakit. Apa kalian kira obat dan alat kesehatan itu semua gratis dari pabriknya…? Apa kalian kira obat ataupun alat kesehatan itu tinggal minta di pabrik tanpa bayar….? Mikir… Mikir…. Jangan egois jadi manusia. Manusia itu homo homini socius bukan homo homini lupus.
Ya memang betul kami digaji… Tapi apakah kalian tahu kami juga butuh makan, butuh uang untuk ke kantor menjalankan tugas, rekan2 kami yang sudah berkeluarga juga butuh biaya hidup keluarga mereka.
Jadi wahai masyarakat yang masih dirasuki keegoisan yang berasal dari nafsu setan, wahai kepala-kepala desa yang kemarin masih egois menganggap corona ini hanya main2 bimbinglah keluarga kalian, bimbinglah warga kalian agar taat aturan dalam penanggulangan bencana covid 19. Jangan karena keegoisan kalian menjadikan kami jadi korban. (*)