Lombok Tengah, NTB (lombokupdatenews) – Perhelatan MotoGP 2020 di sirkuit Pertamina Mandalika Kute Lomok Tengah telah usai,tentu ada kelebihan dan kekurangan yang masih banyak serta perlu diperbaiki kedepannya,oleh pemerintah setempat hal ini juga tentu tentu tidak luput terkait permasalahan kebersihan pasca event kelas duna ini.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (PHI) Lombok Tengah Syamsul Bahri,mengatakan kesuksesan MotoGP 2022 meninggalkan kesan luar biasa bagi Lombok Tengah,NTB bahkan Indonesia di mata dunia,namun dibalik itu pihaknya mengharap semua tidak buta dengan keberhasilan tersebut,sebab masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan ,untuk lebih baik pada event kelas duia kedepan,salah satunya terkait sampah pasca MotoGP.
” setelah event tersebut disetiap objek wisata tampak sampah berserakan dimana-mana, yang lebih ironis lagi fenomana berserakannya sampah itu terlihat, dikawasan Ekonomi khusus mandalika.”ungkapnya
Dalam Hal ini Syamsul Bahri yang juga merupakan Pelaku wisata ini menilai pihak ITDC tidak tanggap serta peduli terhadap sampah yang berserakan pasca perhelatan MotoGP 2022,menurutnya seharusnya pihak ITDC lebih cepat tanggap dan lebih peduli terhadap sampah yang berserekan, dan bisa mempunyai program penanganan persampahan demi kebersihan demi tercapainya sapta pesona di kawasan wisata KEK Mandalika ,dimana juga KEK berdekatan langsung dengan area sirkuit MotoGP sebab kita ketahui ITDC adalah zona otoritas BUMN yang mana ITDC juga termasuk bagian dari penyelenggara event,sehingga event MotoGP yang membawa penonton dari berbagai penjuru yang datang dari luar Pulau Lombok maupun masyarakat Loteng khususnya.
“isu sampah sudah menjadi isu global yang artinya sudah mendapatkan perhatian dunia, sayang sekali di areal yang juga hari ini menjadi sorotan dunia ada pemandangan tidak menarik yang dipertontonkan, “ujar Syamsul.
Lebih jauh Syamsul juga menambahkan adanya papan sapta pesona yang terpampang di Kawasan KEK Mandalaika guna memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan alam wisata mandalaika ,namun aneh upaya untuk mewujudkan hal tersebut itu, baik dari pemerintah maupun masyarakat,saat ini menurut syamsul sangatlah lemah,apakah kesadaran masyarakat atau memang dari kepentingan pihak ITDC ,sehingga kita semua belum siap menjadi daerah kunjungan wisata ataukah pemerintah memang ogah-ogahan dalam menangani masalah ini.
Program zero waste yang yang di gaung gaungkan Pemerintah Prov NTB belakangan ini,yang konon kita harapkan menjadi solusi penanganan sampah sampai sa’at ini tak terlihat dampaknya sama sekali,meskipun harapan masyarakat, pemerintahlah yang seharusnya menjadi terdepan dalam menjaga kebersihan, menjadi role model yang kemudian diikuti oleh masyarakat ,namun harapan tersebut jauh panggang dari pada api,sehingga seharusnya pemerintah segera menyelesaikan problem ini dan segera membuat formulasi strategis sehingga tidak ada lagi keluhan terkait sampah yang tak terurus di destinasi wisata.
“Sudah terlalu banyak keluhan dari wisatawan terkait sampah ini, kami sebagai pelaku wisata serta menjadi front liner yang lansung berhubungan dengan wisatawan sangat sering mendengar keluhan tentang sampah, namun apa daya kami tidak memiliki otoritas untuk itu, bahkan kami para pelaku wisata inisiatif membentuk sebuah paguyuban sebagai voluntere yang sering melakukan aksi bersih2 di objek wisata maupun di publik area sekaligus mengkampanyekan tentang pentingnya kebersihan, “tutupnya.(Lu05)