LombokTengah (lombokupdatenews)- Pada masa pendaftaran siswa baru, sejumlah sekolah ramai di datangi calon siswa untuk mendaftar. Namun berbeda halnya engan SDN 3 Kopang yang justru sepi peminat.
Kepala Sekolah SDN 3 Kopang Muhammad Saleh didampingi Operator Sekolah Soni mengatakan, beredaranya isu di masyarakat bahwa SDN 3 Kopang akan direlokasi dan demerger dengan sekolah lain, membuat para orang tua murid, enggan mendaftarkan anak mereka ke sekolah ini.
“Orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke SDN 3 Kopang tidak berminat karena takut nantinya anak mereka tidak memiliki tempat belajar jika sekolah tersebut direlokasi,” ujarnya.
Saat ini, murid di SDN 3 untuk yang baru mendaftar sebanyak 7 orang, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 77 orang, karena tidak adanya warga yang mau menyekolahkan anak mereka.
“Saya baru-baru bertugas di SDN 3 ini tahun 2014 jumlah siswa baru khususnya bisa mencapai 25-30 siswa, namun saat ini hanya 7 orang yang mendaftar,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan, pihak sekolah dan Komite telah bekerjasama untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa sekolah tidak akan digusur dan itu hany isu saja, namun masyarakat tidak mempercayainya.
Hal senda juga diungkapkan Soni, selaku operator sekolah sejak tahun 2014 SDN 3 Kopang memiliki siswa terbanyak khususnya di gugus 1 Kopang tapi semenjak ada rumor dari masyarakat yang kurang jelas sangat mempengaruhi peserta didik.
“Saya sebagai operator sekolah merasa kebingungan terutama masalah data apalagi kita lihat tetap mendapatkan bantuan dari pusat seperti PIP dan BSM karna siswa kami rata-ratanya ekonominya menengah ke bawah,” ucapnya.
Pad tahun 2017-2018 kita pernah mendapatkan Surat edaran dari UPT tentang sistem zonasi untuk sekolah yang tujuannya demi meningkatkan mutu pendidikan bagi sekolah.
“Para orang tua ngotot mau menyekolahkan anaknya ke sekolah lain daripada disini,” tambahnya.
Terkait hal itu, sekolah sudaha menyampaikan kepada UPT dan Dinas terkait namun sampai sekarang tidak ada respon.
Disatu sisi kami melihat masih ada sekolah-sekolah yang menerima siswa baru melebihi target yang ditentukan bahkan ada juga sekolah yang menerima sampai 60-65 yang bisa menjadi 3 rombel.
“Ini menyebabkan kekosongan dan tentu ini melanggar zonasi yang sudah ditentukan,”imbuhnya.
Kami berharap kepada Dinas terkait agar memperhatikan masalah ini dan bisa terjun ke lapangan memberikan solusi untuk memberikan pencerahan tentang rumor dari masyarakat yang menyebabkan sekolah kami sepi.
Terutama tentang zonasi, kami juga berharap dari instansi terkait agar bisa menyurati para kepala Sekolah di satuan pendidikan untuk melakukan CUT OFF artinya membatasi penerimaan peserta didik baru, dan jika ada lebih atau sisanya bisa dialihkan ke sekolah yang belum memenuhi 1 rombel di sekolah tersebut,” tutupnya. (Lu-06)