Praya, (lombokupdatenews) — Program DAK untuk SMA dan SMK di dinas Provinsi NTB di sinyalir sengaja di buat gaduh.
Kegaduhan ini muncul ketika beberapa kepala sekolah dan komite merasa “lahan” mereka di ambil pihak dinas.
Dugaan in disebabkan oleh munculnya statemen beberapaa Kasek yang sekolahnya menerima dana DAK mengaku tidak faham dengan pola type 1 saat ini.
Sekretaris Perindo Loteng Agus Samsilaturahman mengatakan bahwa soal DAK ini memang diduga telah diseting sedemikian rupa agar imbas pola pengelolaan yang dilaksanakan saat ini dapat menjadi perhatian kembalk pemerintah untuk diperrimbangkan kembali ke pola awal program.
“dugaan saya memang sengaja di timbulkan keributan serta kegaduhan sebab ada yang terganggu, yang juga merasa tak diuntungkan” ujarnya.
Sebelumnya pengerjaan DAK di sekolah di laksanakan oleh komite dan sekolah setempat sehingga keuntungan tentu akan di dapatkan oleh para pihak. Namun, kata mantan kades Bagu ini, pengerjaan type 1 saat ini tidak lagi menjadikan komite dan sekolah pelaksana dan ini tentu membuat mereka ada yang tidak happy dan terganggu lahannya di ambil pemborong.
Padahal, lanjutnya tujuan type 1 ini adalah untuk menghidupkan pemborong yang selama 2 tahun terakhir ini banyak yang tidak bekerja tapi pajak perusahaan terus jalan sedangkan biaya membengkak.
“ jadi saya kira bagus sekali system ini menghidupkan kawan kawan suplier dan kontraktor juga pengusaha bahan bangunan lokal di sekitar sekolah itu.” Terangnya.
Dia mengambil contoh, SMA 1 Jonggat misalnya, pihaknya melihat Kepala sekolah sangat dominan dan kemungkinan besar dia punya orang untuk bekerja.Semestinya lanjut Agus sekolah hanya bertugas untuk mengajukan calon suplier bukan malah mencoba punya peran andil untuk menentukan dan meminta pihak dinas siapa yang layak bekerja.
” Itu ada timnya tidak serta merta sesuai selera kepala sekolah kalau ada kasek yang mau main main baiknya kadis segera lakukan evaluasi apalagi dia mengaku punya orang kuat di provinsi, di libas saja pak kadis jangan takut,” tegas anak buah TGB ini.
Lebih jauh menurutnya di luar itu, dia mengingatkan kepada semua suplier bahwa pekerjaan swakelola harus melibatkan kearifan lokal jangan jauh jauh yang di berikan pekerjaan apalagi sampai lintas kabupaten.(Lu07)